Mitoni / Tingkeban dari arti kata TUJUH atau upacara tujuh-bulan'an seorang ibu yang sedang mengandung anak pertamanya ( usia kandungan tujuh bulan / lebih dikit ). Biasanya upacara mitoni / tingkeban di-adakan dirumah keluarga calon bapak ( calon bapak si jabang bayi ).
Dan biasanya pula memilih hari upacara, pada hari RABU atau SABTU tanggal ganjil sebelum tanggal 15 bulan jawa.. jam 11.00 siang. Sebab kata kepercaya'an jawa jam 11.00 siang, tanggal-tanggl tersebut waktu turun-nya Bidadari dari langit untuk mandi disendang-sendang... he.. he.. he..
Tradisi mitoni / tingkeban... tradisi turun temurun, dari jaman kraton sampai jaman presiden ( alias jaman sekarang ).... he.. he.. he..
Upacara mitoni / tingkeban juga dilengkapi dengan ubo-rampe ( perlengkapan upacara ) yang serba tujuh.
Seperti :
1. Mandi air tujuh sumur
2. Jarik/Jarit tujuh corak batik beserta kemben
3. Bunga tujuh rupa
4. Tujuh orang wanita ( ibu-ibu ) yang memendikan ( yang sudah sepuh atau sudah mempunyai cucu )
5. Bancak'an dengan lauk tujuh jenis ikan air tawar
6. Rujak buah dengan tujuh macam buah
7. Dan lain-lain
Sebelum upacara dilaksanakan, dipersiapkan cengkir gading atau kelapa muda yang warnanya kuning gading sejumlah 2 biji. Dan digambari tokoh pewayangan : KAMA JAYA-RATIH, JANAKA-SEMBADRA, atau PANJI-KIRANA.
MANDI air tujuh sumur
Disiapkan jembangan atau bak mandi yang di-isi air sampai penuh dan ditaburi kembang-kembang wangi yang warna-warni ( sumringah ) mawar, melati, kenanga, dan seterusnya.
Sebelum calon bapak dan calon ibu dimandikan, Calon ibu yang di-tingkepi digosok dengan Mangir ( lulur ) tujuh warna, Terbuat dari tepung beras, mangir, daun pandhan wangi, daun kemuning, dan seterusnya.
Dan yang mandi'in para ibu-ibu ( yang sudah sepuh atau sudah mempunyai cucu ) jumlahnya tujuh orang.
Serba tujuh kan....... he.. he.. he..
Setelah mandi air tujuh sumur calon ibu di-dandani / rias di-pakaikan jarik batik ( pakaian ala jawa-solo ) jariknya juga tujuh corak lho....... he.. he.. he..
Dandan pertama.. dilihat-lihat gak pantas ( dilepas ), terus dandan ke-dua.. dilihat-lihat juga masih ada yang kurang, para ibu-ibu tadi serentak ngomong "KURANG PANTES" dan seterusnya. Kemudian jarik dan kemben yang berjumlah tujuh tadi di-klumbruk'kan didepan calon ibu.
Selanjutnya dandan terakhir ( dandan ke-delapan )
Dandan'nan itu disebut dandan'nan MIRUNGGAN artinya : jariknya corak batik TRUNTUM dan kemben DRINGIN tanpa kebaya, tanpa terhiasan ( cundhuk kembang ) Kemudian para ibu-ibu tadi serentak ngomong "WIS PATUT LAN WIS PANTES"
"selanjutnya diteruskan adat-adat jawa lain-nya.. ( mbanting endhog/mecah telur dan seterusnya )"
"selanjutnya diteruskan adat-adat jawa lain-nya.. ( mbanting endhog/mecah telur dan seterusnya )"
truntum
dringin
Seterusnya dilanjutkan calon bapak mengambil satu dari dua cengkir gading yang di-gambari tokoh pewayangan tadi ( tidak boleh memilah ) dibawa kedepan rumah untuk dipecah ( dipecah menjadi dua ) sambil ber doa "Lanang arep.. Wadhon yow arep.. Waton slamet"
Para ibu tadi menyiapkan BANCAK'AN yang serba tujuh, antara lain lauknya : lele, belut, wader, udang, dan seterusnya. Di tambah lagi RUJAK dengan buah tujuh macam buah, seperti : mangga, mentimun, dondong, nanas, dan seterusnya.
Demikian cerita tentang mitoni / tingkeban ( upacara adat jawa ) yang saya ketahui..
Bila ada salah-salahnya saya minta ma'af yang sebesar-besarnya. Dan bagi para pembaca yang lebih tahu tentang mitoni / tingkeban mohon saran dan pengetahuan-nya.
Tulis coment yow ....... he.. he.. he..
3 komentar:
Ukey.. makasih yow !!!
lo ada artikel krm ae di email yow.. ntr tak posting'e... hehehe
sae suanget.........hehehe salam sakeng PONOROGO..hehehe
ngapunten,,dringin itu bukan kain lurik yang warnanya hijau itu ya ?
Posting Komentar